فَانظُرْ إِلَىٰ آثَارِ رَحْمَتِ اللَّهِ كَيْفَ يُحْيِي الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمُحْيِي الْمَوْتَىٰ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (50)
(Maka perhatikanlah bekas-bekas) menurut suatu qiraat dibaca dalam bentuk mufrad yakni atsari (rahmat Allah) nikmat yang dilimpahkan-Nya, yaitu berbentuk air hujan (bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati) sesudah bumi itu kering dan tidak dapat menumbuhkan tetumbuhan lagi. (Sesungguhnya Dia yang berkuasa melakukan hal itu benar-benar berkuasa menghidupkan orang-orang yang telah mati. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu).