حَتَّىٰ إِذَا اسْتَيْأَسَ الرُّسُلُ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ قَدْ كُذِبُوا جَاءَهُمْ نَصْرُنَا فَنُجِّيَ مَن نَّشَاءُ ۖ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُنَا عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينَ (110)
(Sehingga) lafal hattaa menunjukkan makna batas atau limit waktu daripada pengertian yang terkandung di dalam firman-Nya, "Kami tidak mengutus sebelum kalian melainkan seorang laki-laki..." Artinya: Maka Allah menangguhkan pertolongan-Nya terhadap mereka hingga (bila merasa putus asa) putus harapan (para rasul itu dan mereka telah menyakini) para rasul itu merasa yakin (bahwasanya mereka benar-benar telah didustakan) sungguh-sungguh didustakan sehingga mereka tidak dapat diharapkan lagi untuk beriman; makna ini dibaca kudzdzibuu. Bila dibaca kudzibuu tanpa memakai tasydid, artinya umat-umat tersebut merasa yakin bahwa para rasul telah mengingkari ancaman yang telah mereka berikan kepadanya, yaitu mendapat pertolongan dari Allah (maka datanglah pertolongan Kami kepada mereka lalu Kami selamatkan) dibaca dengan memakai dua huruf nun yang pertama dibaca takhfif sedang yang kedua dibaca tasydid, atau dibaca nujjiya menjadi fi`il madhi (orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami) azab Kami (daripada orang-orang yang berdosa.) yakni orang-orang musyrik.